Olahraga Tradisional Asal Surabaya Gulat OkoL Diperkenalkan Pada Festival KIM

Olahraga Tradisional Asal Surabaya Gulat OkoL Diperkenalkan Pada Festival KIM

Manunggal Media – Kota Surabaya adalah kota yang kaya dengan latar belakang budaya yang menarik. Hal ini sangat wajar, mengingat usianya yang sudah menginjak ke angka 700-an. Salah satu budaya unik yang telah diwariskan oleh Nenek Moyang pada ratusan tahun lalu adalah Olahraga Gulat Okol.


Dulu, disaat Kota Surabaya masih terdapat areal persawahan, Olahraga Gulat Okol ini memang sering dimainkan oleh para pemuda sambil menunggu saat angon sapi, kambing ataupun kerbau. Mereka biasanya bermain diatas tumpukan jerami bekas panen padi. Hal ini untuk mengurangi resiko cidera dari para peserta.

Seiring dengan perkembangan Kota Surabaya, tentunya tidak mudah lagi melihat tradisi Olahraga Gulat Okol ini dimainkan. Apalagi di Kota Pahlawan ini sudah minim sekali areal persawahan.
Namun, Olahraga Gulat Okol ini ternyata masih dimainkan oleh warga Kota Surabaya, khususnya bagi mereka yang bermukim dikawasan barat. Karena di kawasan barat inilah, salah satu wilayah di Kota Surabaya yang masih banyak terdapat areal persawahan. Bahkan bisa dibilang kalau Surabaya barat ini adalah kawasan pertaniannya Kota Surabaya.


Olahraga Gulat Okol ini biasanya dipertunjukkan pada saat ada acara Sedekah Bumi, yang diselenggarakan di Kelurahan made, Kecamatan Sambikerep Kota Surabaya.

Agar Olahraga Gulat Okol ini masih tetap eksis, para pegiat Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) Kota Surabaya yang berada disektor barat ini kembali mengangkat olahraga Khas Kota Surabaya ini. Olahraga Gulat Okol ini dipertunjukkan kepada masyarakat pada Festival KIM Pertura yang dilaksanakan di lapangan Kendung, pada hari Sabtu (07/12/2019) lalu,

Bapak Parmin selaku pembina dari Olahraga Gulat Okol ini memaparkan, bahwasannya olahraga tradisional khas Surabaya ini merupakan salah satu cabang olahraga yang terukur. Beliau sangat berkeinginan agar Olahraga Gulat Okol ini bisa terangkat lagi dan bisa masuk ke cabang olahraga yang dipertandingkan di berbagai event seperti olahraga pada umumnya.


“Kami ingin Olahraga Gulat Okol ini bisa sejajar dengan olahraga tradisional yang lainnya, seperti halnya Olahraga Wushu, Pencak Silat dan lain sebagainya,”.

Dalam Olahraga Gulat Okol ini terdapat beberapa perlengkapan yang harus disiapkan oleh para peserta. Pertama adalah udeng atau pengikat kepala, selanjutnya adalah selendang yang dilingkarkan pada tubuh peserta Olahraga Gulat Okol. Peserta Olahraga Gulat Okol ini dalam bertanding hanya akan mengenakan celana pendek tanpa baju untuk pria. Sedangkan untuk wanita masih diperbolehkan mengenakan atasan/baju.

Piranti Udeng dan Selendang sendiri memiliki makna filosofis yang sangat kental. Untuk udeng sebagai simbol, bahwa olahraga ini memang jenis olahraga yang kental dengan tradisi masa lampau. Sedangkan selendang berarti persahabatan yang erat. Memang filosofi dari Olahraga Gulat Okol ini adalah untuk memper-erat persahabatan antar masyarakat.


Pada Olahraga Gulat Okol ini, para peserta akan bertanding dengan cara menggenggam selendang lawan. Kemudian mereka akan berlomba untuk saling menjatuhkan. Pertandingan dinyatakan usai apabila salah satu peserta berhasil menjatuhkan lawan tandingnya. Pertandingan Gulat Okol ini berlangsung pada tiga babak dan para peserta yang paling banyak menjatuhkan lawan tandingnya, maka dialah yang menjadi juara. Pertandingan ini juga dipimpin oleh seorang wasit dan dua penjaga gelanggang.

Setiap kali dipertontonkan dimuka umum, Olahraga Gulat Okol selalu menarik banyak perhatian masyarakat. Para pegiat KIM Kota Surabaya wilayah barat, yang selalu berupaya untuk mengangkat potensi lokal di wilayahnya berkeinginan agar Olahraga Gulat Okol ini bisa lebih dikenal lagi. Bukan hanya dikenal sebagao olahraga tradisi, namun bisa menjadi cabang olahraga yang dipertandingkan pada event-event olahraha pada umumnya.


Cak Sumargo sebagai koordinator KIM Surabaya wilayah barat, berharap Olahraga Gulat Okol ini bisa lebih dikenalkan lagi. Hal ini akan menjadi suatu kebanggaan apabila olahraga khas Kota Surabaya ini bisa lebih dikenal luas oleh masyarakat. (Yanuar Yudha)