M.Khoiri, Penjaga Tradisi Larung Ari-Ari Kota Surabaya - Manunggal Media / Jujur, Lugas, Up-date Dan Anti Hoax

Post Top Ad

M.Khoiri, Penjaga Tradisi Larung Ari-Ari Kota Surabaya

Share This

 M.Khoiri, Penjaga Tradisi Larung Ari-Ari Kota Surabaya



Indonesia adalah negara majemuk yang terdiri dari banyak suku dan budaya. Kondisi tersebut membuat negara yang berbentuk kepulauan ini memiliki banyak tradisi. Tradisi yang akhirnya berkembang menjadi kearifan lokal dan menjadi identitas bagi masing-masing daerahnya, seperti halnya di Kota Surabaya.


Salah satu tradisi yang dimiliki oleh Kota Surabaya yang kemudian menjadi kearifan lokalnya, adalah Prosesi Larung Ari-Ari. Ari-Ari, atau dalam istilah medisnya dikenal dengan nama Plasenta, merupakan organ yang terbentuk selama masa kehamilan. Organ tersebut berfungsi untuk menyuplai makanan yang dibutuhkan oleh janin selama berada di dalam kandungan. Tugas dari Ari-Ari akan selesai setelah bayi dikeluarkan atau dilahirkan. Karena fungsinya yang penting, akhirnya banyak masyarakat yang memperlakukan Ari-Ari ini dengan istimewa setelah keluar bersama si jabang bayi.


 

Salah satu perlakuan istimewa yang dilakukan oleh warga Kota Surabaya adalah dengan cara melarungnya ke laut. Salah satu lokasi yang menjadi tujuan masyarakat untuk melarung Ari-Ari adalah kawasan Pantai Kenjeran Surabaya. Untuk melarungnya, masyarakat bisa menggunakan jasa dari pemilik perahu yang ada disekitar pantai. Salah satu pemilik perahu yang menerima jasa larung Ari-Ari adalah Muchammad Khoiri atau akrab disapa dengan Abah Khoiri.


Menurut Abah Khoiri, budaya melarung ari-ari sudah melekat erat bagi masyarakat pesisir Kota Surabaya seperti dirinya. Meskipun saat ini sebagian masyarakat sudah mulai meninggalkannya dan memilih untuk mengubur ari-ari di sekitar rumah . Namun pria yang sudah berusia 65 tahun ini masih tetap menjaga budaya ini karena filosofinya yang sangat luar biasa.


Abah Khoiri percaya kalau ari-ari bayi sudah menyatu dengan air laut,  bisa membuat anak tersebut kelak memiliki wawasan luas dan tak terbatas seperti lautan. Nantinya si anak juga diharapkan tahan dan ulet dalam mengatasi kerasnya gelombang kehidupan yang akan menerpa. Selain itu si anak ini juga akan diberikan keluasan dan kelapangan rejeki sebagaimana luasnya lautan.


 


Filosofi tersebut bagi Abah Khoiri bukan hanya sekedar teori belaka, karena dirinya sudah membuktikannya sendiri. Pada waktu memiliki anak putri yang kedua, dirinya melarung ari-ari putrinya ke tengah laut. Hal ini terbukti, putrinya yang bernama Hoiriah ini, telah tercacat menjadi atlet nasional dan berhasil meraih medali emas pada ajang Sea Games 2011.

 

 "Alhamdullilah, anak saya yang kedua saat ini menjadi atlet olahaga Selancar Angin, kemana-mana berani sendirian. Berangkat ke Singapura, Thailand atau Malaysia sendirian  padahal perempuan," tuturnya. "Malah saya sebagai orang tuanya yang kadang khawatir, tapi bagaimana lagi, namanya profesi sebagai atlet dan sudah menjadi jalan hidupnya, saya hanya bisa berdoa saja," imbuhnya


Abah Khoiri mengaku sudah sejak tahun 70'an melakoni usaha melarung ari-ari di kawasan Pantai Kenjeran. Nelayan Wisata yang sehari-harinya melayani pengunjung di THP Kenjeran ini juga membuka jasa larung ari-ari sebagaimana rekan-rekan nelayan wisata lainnya. Untuk tarif pelarungan ari-ari ini, rata-rata para nelayan mematok tarif yang bervariasi, mulai dari Rp 300.000 hingga Rp 1.000.000.

"Kalau saya sendiri, cukup Rp 300.000 saja, selain bisa menarik pelanggan, harga tersebut saya anggap tidak terlalu memberatkan bagi keluarga yang baru saja melahirkan. Apalagi saat ini biaya rumah sakit mahal," terangnya.


 


Abah Khiori selalu mensyaratkan untuk menaburkan garam dapur dalam jumlah banyak pada ari-ari yang akan dilarung. Penaburan garam dapur dilakukan agar bayi yang ari-arinya dilarung nanti tidak memiliki "Bau Badan" pada saat dirinya telah tumbuh dewasa. Ari-Ari ini kemudian dimasukkan kedalam kuali tanah liat. Selain garam ada juga taburan bunga seperti mawar, kenanga dan melati. Adapula orang yang masih menambahkan barang tertentu, seperti buku tulis, pensil, uang, peniti, gunting ataupun cermin.


Menurut Abah Khoiri, prosesi pelarungan ari-ari ini, tidak ada yang istimewa. Minimal berdoa menurut kepercayaannya masing-masing. Beliau juga mempersilahkan pihak keluarga untuk ikut serta dalam proses pelarungan ari-ari kelaut. Namun jika pihak keluarga tidak berani naik perahu atau waktu pelarungan harus dilakukan pada dini hari karena menunggu air laut pasang, maka Abah Khoiri akan melarungnya sendiri. Nantinya pihak keluarga pemilik ari-ari akan dikirimkan rekaman vidio proses pelarungannya.


 


Durasi pelarungan ari-ari mulai dari bibir pantai hingga ke tengah laut memakan waktu 15 menit. Sesampainya ditengah laut, kuali yang berisi ari-ari akan ditenggelamkan secara perlahan disertai dengan doa dan harapan dari orang tua bayi. Setelah kuali tenggelam sempurna, barulah Abah Khoiri kembali pulang ke daratan. 

 

Bagi masyarakat yang membutuhkan jasa melarung ari-ari, bisa datang ke lokasi parkir yang ada didepan SD Muhammadiyah 9 Kenjeran-Surabaya. Didepan lokasi parkir yang dikelola oleh Abah Khoiri tersebut sudah ada papan yang bertuliskan Terima Buang Ari-Ari Ke Laut Dan Ngelarung. Mereka yang ingin melarung ari-ari bisa langsung bertanya dan menentukan kapan prosesi pelarungan bisa dilakukan. Intinya, Abah Khoiri siap selama 24 jam untuk membantu masyarakat melarung ari-ari ke laut. (yyan)

No comments:

Post a Comment

Post Bottom Ad

Pages