Satukan Pemuda Kampung Rungkut Menanggal Dengan Musik Patrol
Manunggal Media –
Kampung Rungkut Menanggal, adalah kampung yang terletak di ujung paling timur
Kota Surabaya. Menurut cerita dari para sesepuhnya, merekalah yang awalnya melakukan
“Babat Alas” untuk membuka lahan di kawasan Rungkut Menanggal hingga kawasan Gunung
Anyar. Kawasan ini, dulunya memang masih berupa hutan dan rawa. Setelah itu, barulah banyak para
pendatang yang mulai singgah dan menetap di Kampung ini.
Maka tidak heran,
apabila warga di Kampung Rungkut Menanggal ini sangat beragam penghuninya. Mulai
dari orang Madura, Ambon, Arab, bahkan keturunan Tionghoa, semua ada di kampung
ini. Kebanyakan dari mereka beraktifitas sebagai buruh pabrik yang ada di Komplek Industri PT.SIER Kota Surabaya. Kawasan pabrik tersebut memang berbatasan langsung dengan
kampung Rungkut Menanggal.
Keberagaman yang ada di
kampung ini tentunya bisa menimbulkan perpecahan apabila tidak dikondisikan
dengan baik. Hal inilah yang akhirnya membuat Erik Maulana bergerak membuat
suatu wadah kegiatan bagi pemuda yang tinggal di Kampung Rungkut Menanggal.
“Sasaran saya adalah para pemuda, khususnya anak-anak, karena merekalah masa
depan dari Kampung Rungkut Menanggal ini kelak,” jelasnya.
Kegiatan demi kegiatan
mulai dirancang dan disusun oleh pemuda yang saat ini memasuki usia 27 tahun.
Mulai dari Futsal, Bersepeda, Bola Voli hingga kesenian Musik Patrol. Dari
sekian banyak kegiatan tersebut, rupanya Musik Patrollah yang paling banyak diminati
oleh anak-anak Kampung Rungkut Menanggal. Akhirnya, Erik memutuskan untuk
mendirikan Grup Musik Patrol yang kemudian diberi nama Putro Nanggal pada tahun 2013 silam.
“Anak-anak Kampung
Rungkut Menanggal memang sangat akrab dengan Musik Patrol, karena mereka sering
memainkannya untuk membangunkan orang Sahur pada saaat bulan Ramadhan,” jelas
Erik.
Melalui tangan dingin
Erik, Musik Patrol yang kesannya hanya memukulkan alat seadanya ini, ditata
sedemikian rupa sehingga bisa menghasilkan suara rancak yang enak untuk
didengarkan. Beberapa alat musik pendukung juga mulai ditambahkan, seperti
Saroon, Bass Drum dan Kenong. Semua alat tambahan tersebut di beli dengan
merogoh kocek pribadinya. “Belinya nyicil mas, karena harganya waktu itu juga
lumayan mahal bagi saya,” ujarnya.
Menurut Erik, mengajarkan musik kepada anak Kampung Rungkut Menanggal bukanlah hal yang sulit. Problem terbesar untuk mengatasi anak-anak ini rupanya terletak pada bagaimana menyatukan mereka. Pada awal grup Musik Patrol ini terbentuk, pertengkaran masih sering terjadi di antara anak didiknya. “Padahal hanya gara-gara hal sepele mereka bisa berkelahi, misalnya seperti tersenggol alat musik rekannya, kejatuhan alat musik temannya hingga guyonan ringan yang akhirnya memicu perkelahian”.
Permasalahan ini
rupanya sudah bisa dibaca oleh Erik pada saat dia mengawali pembentukan grup
Musik Patrol. Baginya, hal tersebut sangat wajar, mengingat usia anak-anak yang
beranjak remaja memang akan mengalami masa yang seperti itu. Rata-rata usia
anak didik Erik pada waktu grup Musik Patrol ini terbentuk adalah 9 tahun hingga
14 tahun. Hanya saja ketika dalam perkelahian itu menginjak ke arah Suku, Agama
dan Ras (SARA), pemuda berkulit hitam ini punya caranya tersendiri.
“Saya paling jengkel
ketika dalam perkelahian itu terucap kata-kata seperti Meduro, Chino atau
Arab,” jelas Erik.
Kalau sudah begitu, anak–anak yang terlibat perkelahian akan mendapatkan hukuman berupa guyuran air dari sungai yang melewati Kampung Rungkut Menanggal. Setelah itu Erik akan “mengeringkan” mereka dengan cara menyuruhnya berdiri di tepi sungai sambil memegang tiang bendera. “Biasanya kalau badan mereka sudah kering, emosi mereka juga sudah mereda dan bisa rukun kembali,” sambungnya.
Kalau sudah begitu, anak–anak yang terlibat perkelahian akan mendapatkan hukuman berupa guyuran air dari sungai yang melewati Kampung Rungkut Menanggal. Setelah itu Erik akan “mengeringkan” mereka dengan cara menyuruhnya berdiri di tepi sungai sambil memegang tiang bendera. “Biasanya kalau badan mereka sudah kering, emosi mereka juga sudah mereda dan bisa rukun kembali,” sambungnya.
Bagi Erik, jenis
hukuman yang diterapkan kepada anak didiknya adalah cara yang terbaik untuk
mengajarkan arti kerjasama tim dan prinsip bersatu dalam perbedaan yang ada. “Bermain musik
tidak hanya mengandalkan kemampuan pribadi, namun ini permainan tim yang
membutuhkan kekompakan,” jelasnya. Menurutnya semua pemain Musik Patrol di
Putro Nanggal ini sudah seperti saudara sendiri. “Bukan lagi sebagai teman,
tapi sudah seperti kakak dan adik,” imbuhnya.
Erik mengaku membutuhkan
waktu sekitar dua tahun hanya untuk menyatukan dan membuat mereka
menjadi seperti keluarga. Selain itu Erik juga menanamkan rasa memiliki dan
bangga menjadi bagian dari Kampung Rungkut Menanggal ini kepada anak didiknya.
Erik Maulana mengenakan baju merah sebelah kanan |
Usahanya tidak sia-sia,
grup Musik Patrol Putro Nanggal ini akhirmya mampu menjadi
ikon dan kebanggaan Kampung Rungkut Menanggal. Grup musik dengan kostum
berwarna merah menyala ini juga sering menjuarai kompetisi Musik Patrol hingga
ke tingkat Provinsi.
Grup Musik Patrol Putro
Nanggal ini acapkali menjadi langganan dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Pemkot Surabaya untuk mengisi acara yang
di gelar di Kota Surabaya. Terutama untuk menyambut tamu-tamu asing yang
berkunjung ke Kota Pahlawan ini.
Bagi yang ingin memanfaatkan jasa dari grup Musik Patrol Putro Nanggal ini, penyewa bisa langsung menghubungi Erik Maulana di nomor 082 3316 51149. Untuk sekali tampil, grup musik ini mematok tarif Rp2.500.000,00. "Hampir seminggu sekali kita selalu tampil, lumayan, bisa jadi penghasilan sampingan buat anak-anak juga," ujarnya. (Ita Pebri W)
#keberagamanmasyarakat
#unityindiversity
#bersatudalamperbedaan
Bagi yang ingin memanfaatkan jasa dari grup Musik Patrol Putro Nanggal ini, penyewa bisa langsung menghubungi Erik Maulana di nomor 082 3316 51149. Untuk sekali tampil, grup musik ini mematok tarif Rp2.500.000,00. "Hampir seminggu sekali kita selalu tampil, lumayan, bisa jadi penghasilan sampingan buat anak-anak juga," ujarnya. (Ita Pebri W)
#keberagamanmasyarakat
#unityindiversity
#bersatudalamperbedaan
KEREN BOS...INSPIRATIF KISAHNYA..
ReplyDeletepernah nonton sekAli waktu di Balai Kota...seru2
ReplyDeleteGITU TOH CERITANYA..PANTESAN KALAU TAMPIL BISA KOMPAK....
ReplyDeleteMantap..iki kampungku Rek..endi kampungmu..
ReplyDeletePerbedaan bisa hasilkan.keindahan
ReplyDeleteMantap!
ReplyDeleteMantap 👍👍
ReplyDeletenumpang promo ya gan
ReplyDeletekami dari agen judi terpercaya, 100% tanpa robot, dengan bonus rollingan 0.3% dan refferal 10% segera di coba keberuntungan agan bersama dengan kami
ditunggu ya di dewapk^^^ ;) ;) :*